Gambar Saranjana Tower Kabupaten Kotabaru
BANJARMASINPOST.CO.ID - Akhir-akhir ini ihwal Kota Gaib Saranjana Kotabaru Kalimantan Selatan jadi perbincangan khalayak.
Bahkan, kisah-kisah mistis dari artis Ari Lasso, Tantri Kotak hingga Ifan Seventeen kala manggung di Kotabaru pun mencuat lagi.
Penyebabnya, viral foto penampakan diduga Kota Saranjana yang terletak di Kotabaru Kalimantan Selatan.
Dalam foto yang viral, tampak seorang wanita yang sedang difoto seperti biasa.
Anehnya, di belakang foto wanita yang disebut sebagai Dokter Devi itu tampak seperti ada puluhan gedung pencakar langit yang tinggi.
Lantas banyal yang mengaitkan hal ini dengan cerita-cerita yang berkembang di masyarakat yakni Kota Gaib Saranjana.
Meski begitu, ada juga yang tidak percaya bahkan berupaya membuktikan hal itu dari sisi teknis cara pemotretan.
Baca juga: Postingan Raffi Ahmad dan Nagita Lihat Ayu Ting Ting, Sapa Halo Sayang
Baca juga: Gugat Cerai Ferry Irawan, Pemicu Asli KDRT Venna Melinda Dikuak Hotman Paris
Nah, satu fotografer profesional bernama Kevin Pramudya Utama mencoba menelaahnya.
Hasilnya dia tuangkan melalui akun twitternya @kevinpramudya_ yang diposting 8 Januari 2023.
Menurutnya, foto tersebut bisa terjadi karena shutter speed pengambilan lambat.
Yang ditambah goyangan dari tangan pemotret. "Shutter speednya lambat karena long exposure (2-3 detik). Yang megang tangannya gerak alias ga stabil," jelasnya.
"Akhirnya lampu-lampu kota di belakang ngebentuk bayangan layaknya bangunan," katanya.
Kemudian, gambar yang sedikit blur juga memastikan foto tersebut bisa terjadi karena teknis pengambilan kamera.
Praktis, hal ini tidak perlu dikaitkan dengan yang mistis.
"Bukti shutter speed lambat juga terlihat dari subjek yang agak blur, dini aja dikaitin sama hal mistis, hadeh," tulisnya lagi.
Sayangnya, masih banyak warganet yang bersikeras.
Bahkan, ada yang menantangnya untuk untuk mendatangi langsung dan membuktikan sendiri.
Kisah Mistis dan Penelitian Kota Saranjana
Berikut ini kisah-kisah misterius tentang Kota Saranjana yang sudah beredar luas:
1. Alat Berat Tak Ada Pemiliknya
Ini mungkin kisah yang paling sering didengar dan beredar di kalangan masyarakat tentang Saranjana.
Disebutkan pada 1980-an, ada pemerintah setempat dikagetkan oleh kedatangan sejumlah alat berat pesanan dari Jakarta.
Semua alat berat dengan nilai sangat mahal itu dipesan seseorang dengan alamat Kota Saranjana dan telah dibayar lunas.
Padahal, Kota Saranjana di alam nyata secara administratif tidak ada di Kabupaten Kotabaru.
Cerita ini melegenda dari mulut ke mulut hingga sekarang.
2. Dihuni makhluk Astral
Konon, Kota Saranjana dihuni makhluk astral atau tak kasat mata, berupa jin muslim.
Namun, ada pula yang mengatakan, Kota Saranjana dihuni manusia namun yang telah menggaib.
Kabar yang beredar dari mereka yang pernah masuk ke kota itu, kotanya sangat maju dengan jalan raya yang lebar, gedung perumahan yang megah dengan pagar rumah tinggi.
Sistem pemerintahannya kerajaaan, mayoritas penduduknya beragama Islam.
Ada keanehan dari kota ini, dari carita yang beredar.
Buah-buah di sana besarnya berkali lipat dari di alam nyata.
Jenis buahnya sama dengan di alam manusia, tapi ukurannya yang raksasa.
Namun, jika buah itu dibawa ke alam nyata, ukurannya berubah menjadi ukuran normal.
4. Penduduknya cantik dan gagah
Kabarnya, penduduk Kota Saranjana secara fisik sama dengan manusia, namun mereka semua secara fisik lebih cantik untuk perempuan dan prianya gagah.
Mereka juga semua ramah-ramah.
Bahasa yang digunakan untuk percakapan adalah Bahasa Banjar.
Katanya, jika manusia masuk ke Kota Saranjana tidak ingin pulang lagi ke alam nyata karena takjub dengan kotanya.
5. Terdengar suara di malam hari
Pada malam hari, di sekitar Gunung Saranjana, bila memang ditakdirkan bisa mendengar suara-suara dari Kota Saranjana.
Bisa terdengar suara alunan musik, atau kendaran yang lalu lalang.
Bahkan ada cerita monil-mobil mewah pesanan warga Saranjana dari Surabaya, tapi tidak tahu asal pemilik atau pemesannya.
Begitu pula kisah lain tentang kapal ferry yang mengangkut banyak penumpangdari Tanjung Serdang Kotabaru, namun begitu merapat ke Pelabuhan Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, mendadak sepi.
Katanya disebut-sebut sebagai orang-orang dari Kota Saranjana.
Walalhualam, kisah dari mulut ke mulut ini merupakan mitos yang berkembang di masayrakat, namun belum bisa dibuktikan.
Namun, mau tidak mau, percaya atau tidak di dunia ini selalu ada hal-hal yang ghaib.
6. Ada di Peta Belanda
Seorang dosen FKIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Jurusan Sejarah, Mansyur mencoba menganalisa Saranjana, dari perspektif historis ilmiah.
Melalui tulisannya di akun Facebooknya Sammy 'xnyder Istorya, Mansyur yang juga mantan seorang jurnalis menulis tentang Saranjana.
Menurut dia, ada tiga versi lokasi Saranjana hasil penelusurannya.
Pertama, di Kotabaru, Kalimantan Selatan, versi kedua di Teluk Tamiang, Pulau Laut dan ketiga di sebuah bukit kecil yang terletak di Desa Oka-Oka Kecamatan Pulau Laut Kelautan, Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Dari perspektif historis menurut Mansyur Saranjana adalah fakta.
Sebab, Salomon Muller, naturalis berkebangsaan Jerman dilahirkan di Heidelberg, dalam petanya berjudul "Kaart van de Kust-en Binnenlanden van Banjermasing behoorende tot de Reize in het zuidelijke gedelte van Borneo" (peta wilayah pesisir dan pedalaman Borneo), tahun 1845 mengambarkan bahwa terdapat wilayah yang ditulisnya sebagai Tandjong (hoek) Serandjana.
Tandjong ini terletak di sebelah selatan Pulau Laut, tepatnya berbatasan dengan wilayah Poeloe Kroempoetan (Pulau Kerumputan) dan Poeloe Kidjang.
Dalam kapasitasnya sebagai pembuat peta, Salomon Muller menjabat anggota des Genootschaps en Natuurkundige Komissie in Nederlands Indie yang sudah mendapatkan pelatihan dari Museum Leiden dan sedang melakukan perjalanan penelitian tentang dunia binatang dan tumbuhan di kepulauan Indonesia.
Namun, belum bisa dipastikan apakah Salomon Muller pernah berkunjung ke Tandjong (hoek) Serandjana sebelum memetakannya. Salomon Muller pun tidak pernah menyinggungnya dalam beberapa artikelnya yang diterbitkan Verhandelingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen.
Peta yang memuat Tandjong (hoek) Serandjana tersebut dimuat dalam Reizen en onderzoekingen in den Indischen Archipel, seri pertama yang diterbitkan Staatsbibliothek zu Berlin. Peta ini dibuat 18 tahun sebelum Salomon Müller meninggal dunia pada tahun 1863.
Menurut Mansyur, sumber lainnya yang memuat tentang Serandjana adalah Pieter Johannes Veth, dalam "Aardrijkskundig en statistisch woordenboek van Nederlandsch Indie: bewerkt naar de jongste en beste berigten", halaman 252.
Kamus ini diterbitkan di Amsterdam oleh P.N. van Kampen, tahun 1869.
Veth menuliskan "Sarandjana, kaap aan de Zuid-Oostzijde van Poeloe Laut, welk eiland aan Borneo's Zuid-Oost punt is gelegen" (Sarandjana, tanjung di sisi selatan Poeloe Laut, yang merupakan pulau yang terletak di bagian tenggara Kalimantan).
Secara terminologi, kalau dikomparasikan dengan kosakata India, " Saranjana" berarti tanah yang diberikan.
Baca juga: Reaksi Athalla Naufal Kala Maia Estianty Bahas KDRT, Adik Verrell Bramasta Beri Kode
(Banjarmasinpost.co.id/Danti Ayu)
Dedy sempat mempercayai keberadaan kota tersebut ketika terjadi kegemparan akibat berita tentang pemesanan sejumlah alat berat dari Jakarta pada saat itu. Pemesannya mengaku pengusaha asal Saranjana, yang langsung membayar uang tunai, yang nilainya sesuai dengan jumlah alat berat yang dipesan, seperti backhoe (ekskavator) dan buldoser. Pengiriman barang dilakukan pada akhir 1980-an.
“Itu gempar beritanya. Udah dibayar cash. Barang dikirim semua ke sana. Begitu sampai, Bupati Kotabaru bingung siapa dan di mana pemesannya. Cuma disebut dari Saranjana,” ujar Dedy.
Hal yang sama diungkapkan oleh Gusti Gina, kreator konten asal Banjarbaru, dalam channel YouTube RJL5-Fajar Aditya pada 31 Januari 2023. Menurut Gina, di Kalimantan Selatan terdapat dua kota dan 11 kabupaten. Saranjana terletak di Kabupaten Kotabaru. Ibu kota kabupaten ini berada di Pulau Laut Kelautan, yang dihuni penduduk dari berbagai etnis, seperti Dayak, Banjar, Bugis, dan Mandar. "Jadi kebanyakan penduduk meyakini bahwa di pulau ini ada dua dimensi, sama Kota Saranjana tadi,” katanya.
Lantas Gina menceritakan kejadian horor yang dialaminya ketika datang ke Kotabaru sebagai duta pariwisata Nanang Galuh Banjar (putra-putri Banjar) dalam Festival Budaya Saijaaan pada 2016. Jarak tempuh dari Banjarbaru ke Kotabaru adalah 9 jam melalui jalur darat dan 1 jam menyeberang ke Pulau Laut. Semua duta wisata dari seluruh kabupaten dan kota se-Kalimantan Selatan datang saat itu.
Gadis ini awalnya skeptis soal keberadaan kota gaib Saranjana. Dia menganggap kota mistis itu sebagai urban legend atau cerita rakyat belaka. Bahkan dia dan teman-temannya sempat menertawakan temannya yang asli Kotabaru saat menceritakan Saranjana. Tapi, setelah dua hari menginap di sebuah hotel Pulau Laut Kelautan, pandangan skeptisnya berubah.
Dia dan kawan-kawannya sempat diajak orang lokal mengunjungi air terjun di sebuah hutan. Setelah malam tiba, mereka pulang ke hotel. Tiba-tiba di kamar hotel Gina melihat sesosok perempuan berbaju hitam dengan terusan rok putih. “Bentuknya solid, kayak benar-benar manusia. Bukan transparan atau sekelebat. Emang cewek,” kenangnya.
Gina kabur menuju kamar teman-temannya dan terus diikuti sosok perempuan berbaju hitam dan rok putih. Gina yang ketakutan membaca doa dan pingsan. Keesokan harinya, teman-temannya cerita bahwa sebenarnya mereka tengah menonton televisi bersama. Tiba-tiba mereka melihat Gina tidur ketakutan, lalu sebentar menangis dan tertawa. Hal itu terjadi mulai dari pukul 24.00 hingga azan Subuh berkumandang.
“Aku kemarin halu-kah? Beneran-kah? Tapi riil, memang kenyataan. Nggak pernah sampai aku nggak kontrol diri aku. Itu pertama kali. Makanya aku bingung fenomena apa yang terjadi di tubuh aku,” imbuh Gina.
Sementara itu, sejarawan Universitas Lambung Mangkurat, Mansyur, dalam Historical Studies Journal berjudul ‘Saranjana in Historical Record: The City's Invisibility in Pulau Laut, South Kalimantan’ (2018) menceritakan, versi pertama keberadaan Saranjana letaknya di Kotabaru. Versi kedua, Saranjana terletak di Teluk Tamiang, Pulau Laut Kelautan.
DBS Bank Tower merupakan gedung perkantoran terkini yang terletak di tengah kawasan bisnis Jakarta. Dirancang dengan denah lantai yang luas dan bebas kolom, DBS Bank Tower sesuai untuk kebutuhan berbagai jenis bisnis. Tergabung dalam kawasan superblok Ciputra World Jakarta 1, DBS Bank Tower dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang kebutuhan gaya hidup. DBS Bank Tower terdiri dari 40 lantai dan memiliki 73.000 m2 area perkantoran.